Mencegah dan Mengatasi Pilek Alergi Akibat Polusi Udara

Paparan polusi udara dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan pernapasan, contohnya rhitinis alergi, yaitu pilek yang disebabkan oleh alergi. Kondisi ini bisa dicegah dengan cara menjauhi faktor pemicu alergi, seperti polusi udara, dan diatasi dengan obat-obatan pereda gejala alergi.

Polusi udara tidak hanya berasal dari luar ruangan, tapi juga dari dalam ruangan, seperti kantor atau rumah.

Mencegah dan Mengatasi Pilek Alergi Akibat Polusi Udara - Alodokter

Polusi udara di luar ruangan umumnya berasal dari debu jalanan, asap kendaraan, dan asap pabrik. Sedangkan polusi di dalam ruangan bisa berasal dari debu karpet, asap rokok, pembersih dan pengharum ruangan, obat nyamuk, serta bahan bangunan, termasuk asbes dan cat.

Efek Buruk Polusi Udara bagi Kesehatan

Saat terpapar pemicu alergi (alergen), contohnya polusi udara, sistem kekebalan tubuh akan bekerja untuk menghilangkan alergen tersebut dengan cara menghasilkan zat-zat pemicu reaksi alergi.

Gejala alergi biasanya muncul tidak lama setelah seseorang yang memiliki alergi terpapar oleh pemicu alerginya. Salah satu penyakit yang dapat muncul akibat paparan alergen adalah rhinitis alergi atau pilek karena alergi.

Rhinitis alergi dapat menimbulkan beberapa gejala, seperti bersin, hidung gatal, pilek, dan hidung tersumbat. Selain itu, rhinitis alergi juga dapat menyebabkan munculnya ruam di kulit, mata merah dan berair, serta sakit tenggorokan.

Selain pilek alergi, paparan polusi udara dalam jangka panjang juga dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai gangguan pernapasan, seperti asma, bronkitis, pneumonia, ISPA, penyakit paru obstruktif kronis, dan kanker paru-paru.

Selain itu, polusi udara juga diketahui dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah), termasuk stroke dan serangan jantung.

Tips Mencegah Efek Buruk Polusi Udara

Untuk mencegah dampak polusi udara di dalam rumah dan terjadinya pilek alergi, ada beberapa tips yang bisa Anda lakukan, yaitu:

Bersihkan rumah secara teratur untuk mengurangi debu dan mencegah pertumbuhan jamur.
Pastikan agar setiap ruangan di rumah memiliki ventilasi udara yang baik.
Sebisa mungkin kurangi penggunaan bahan-bahan kimia, seperti pengharum ruangan dan obat nyamuk semprot atau bakar.
Hindari merokok di dalam rumah dan memasukkan hewan peliharaan ke dalam kamar tidur.
Gunakan kompor gas yang hemat gas untuk memasak.
Guna mengurangi paparan polusi udara di luar rumah, Anda bisa melakukan hal-hal berikut ini:

Gunakan transportasi umum, naik sepeda, atau berjalan kaki untuk bepergian dan batasi penggunaan kendaraan bermotor.
Gunakan masker saat bepergian di tempat yang banyak polusi udara.
Periksa indeks kualitas udara di sekitar Anda melalui aplikasi yang tersedia di handphone atau di situs BMKG.

Hindari bepergian melewati jalur lalu lintas yang padat.
Berhenti merokok dan hindari paparan asap rokok.
Jangan membakar sampah semabarangan.
Cara Mengatasi Keluhan Pilek Alergi Akibat Polusi Udara
Prinsip utama untuk mengobati pilek alergi adalah dengan menghindari faktor pemicu munculnya reaksi alergi, misalnya polusi udara akibat debu atau pengharum ruangan.

Untuk mempercepat hilangnya gejala, Anda bisa menggunakan obat-obatan pereda alergi atau antihistamin. Obat ini mampu mengatasi gejala alergi yang mengganggu atau sering kambuh.

Salah satu jenis obat anithistamin yang cukup sering digunakan adalah fexofenadine, yaitu obat antihistamin generasi terbaru yang tidak menyebabkan kantuk sehingga lebih nyaman digunakan dan tidak mengganggu aktivitas Anda. Obat ini juga bisa diberikan kepada anak-anak berusia di atas 12 tahun yang menderita pilek alergi berat.

Meski demikian, obat antihistamin fexofenadine adalah jenis obat resep. Artinya, Anda perlu berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu untuk mendapatkan resep obat fexofenadine.

Selain fexofenadine, Anda juga bisa menggunakan obat antihistamin lain, seperti dexchlorpheniramine dan cyproheptadine, serta obat dekongestan untuk mengatasi hidung tersumbat karena pilek alergi. Namun, obat-obatan tersebut dapat menimbulkan efek samping berupa rasa kantuk dan naiknya tekanan darah.

Apabila gejala pilek alergi tidak juga reda atau bahkan semakin parah meski Anda sudah mengonsumsi obat-obatan pereda alergi, sebaiknya konsultasikan masalah tersebut ke dokter THT.

Untuk mengetahui zat pemicu alergi Anda, dokter akan melakukan tes alergi. Bila pemicunya sudah diketahui, Anda dapat menghindarinya sehingga gejala alergi dapat mereda. Selain itu, dokter juga akan memberikan pengobatan yang sesuai untuk mengatasi pilek alergi yang Anda alami.

Comments