Waspadai, Perut Berdenyut Gejala Pelebaran Aorta

Denyut umumnya dapat dirasakan di leher dan tangan. Namun, apakah normal bila perut berdenyut? Bila Anda mengalami keluhan ini, sebaiknya tetap waspada, karena perut berdenyut bisa menjadi gejala aneurisma aorta perut yang perlu segera ditangani.


Perut berdenyut bisa disebabkan oleh suatu kondisi yang dikenal dengan aneurisma aorta abdominalis (AAA). Kondisi ini ditandai dengan membesarnya pembuluh darah aorta di dalam perut, yaitu pembuluh darah besar yang berfungsi mengalirkan darah beroksigen dari jantung menuju rongga dada dan perut.


Aneurisma aorta abdominalis bisa terjadi pada siapa saja, tetapi lebih sering dialami pria berusia 65 tahun atau lebih. Apabila kondisi tidak terdeteksi sejak dini, pembuluh darah akan membesar dan berisiko pecah.


Bila pembuluh darah sampai pecah, maka dapat menyebabkan pendarahan internal dan komplikasi serius, seperti syok hipovolemik, yang berisiko fatal jika tidak segera ditangani.


Gejala Aneurisma Aorta Perut

Aneurisma aorta perut sering kali berkembang lambat dan biasanya tidak menimbulkan gejala, sehingga sulit terdeteksi. Namun, ada beberapa tanda dan gejala yang mungkin  Anda rasakan ketika mengalami kondisi ini, antara lain:


Perut berdenyut di sekitar pusar

Nyeri pada perut yang terasa terus-menerus

Nyeri pada punggung bagian bawah

Pusing

Kulit pucat dan berkeringat

Jantung berdebar dengan cepat

Sesak napas

Kehilangan kesadaran atau pingsan

Jika mengalami gejala-gejala di atas, Anda disarankan untuk segera ke rumah sakit agar dapat dilakukan pemeriksaan dan penanganan secepatnya. Begitu pula halnya jika terdapat tanda-tanda pendarahan, seperti kaki atau tangan terasa dingin atau tubuh terasa lemas secara tiba-tiba.


Faktor Risiko Aneurisma Aorta Perut

Meski penyebab pasti kondisi aneurisma aorta perut hingga kini masih belum diketahui, namun ada sejumlah faktor yang dapat memicu terjadinya kondisi ini, di antaranya:


1. Pengerasan arteri (aterosklerosis)

Aterosklerosis terjadi akibat penumpukan lemak dan komponen pembentuk plak di dinding pembuluh darah. Kondisi ini tidak hanya dapat meningkatkan risiko aneurisma aorta perut, namun juga menjadi penyebab paling umum penyakit jantung koroner.


2. Tekanan darah tinggi (hipertensi)

Meningkatnya tekanan darah hingga melebihi batas normal (120/80 mmHg) dapat merusak dan melemahkan dinding aorta. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko aneurisma aorta perut.


3. Merokok

Merokok merupakan faktor risiko aneurisma aorta perut paling tinggi. Tak hanya meningkatkan risiko aneurisma aorta, merokok juga dapat merusak atau melemahkan dinding aorta. Kebiasaan ini juga diduga berkaitan dengan kondisi pecahnya pembuluh darah aorta.


4. Infeksi

Infeksi pada pembuluh darah, baik yang disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, atau parasit, juga dapat menyebabkan aneurisma. Meski demikian, kondisi ini jarang terjadi.


5. Cedera di dinding perut

Cedera atau benturan keras di bagian perut akibat kecelakaan juga dapat memicu gangguan pada pembuluh darah aorta dan menyebabkan terjadinya aneurisma.


6. Faktor keturunan

Dalam beberapa kasus, aneurisma aorta perut dapat terjadi secara turun-temurun dan diduga berhubungan dengan mutasi genetik. Penelitian menunjukkan bahwa seseorang berisiko lebih tinggi terkena aneurisma aorta perut jika memiliki anggota keluarga yang juga menderita penyakit ini.


Penanganan Medis Aneurisma Aorta Perut

Untuk memastikan penyebab aneurisma aorta perut, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang untuk menentukan diagnosis dan metode perawatan yang akan digunakan.


Jenis pemeriksaan yang dilakukan meliputi USG perut, CT scan, MRI, foto Rontgen, ekokardiogram, dan angiografi untuk memeriksa ukuran dan bentuk aneurisma. Setelah hasil pemeriksaan diperoleh, dokter akan menentukan penanganan tergantung ukuran dan seberapa cepat aneurisme tumbuh.


Jenis penanganan yang umumnya diberikan dokter, yaitu:


Pemeriksaan medis rutin

Bila aneurisma aorta perut berukuran kecil atau sedang dan tidak menimbulkan gejala, dokter akan merekomendasikan pemeriksaan medis rutin setiap 3 bulan atau setahun sekali. Hal ini dilakukan untuk memantau agar pembuluh darah tidak semakin membesar.


Operasi

Sementara itu, bila aneurisma berukuran besar (sekitar 5–5,5 cm), dokter akan merekomendasikan tindakan operasi untuk mengatasi pembesaran pada pembuluh darah aorta. Operasi juga disarankan jika Anda mengalami gejala, seperti perut berdenyut dan nyeri di sekitar perut hingga ke punggung bawah.


Tindakan operasi darurat akan dilakukan untuk menangani pecahnya aneurisma aorta perut. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan pendarahan berat yang dapat mengancam nyawa.


Pencegahan Aneurisma Aorta Perut

Untuk mengurangi risiko pembesaran pada pembuluh darah aorta, Anda dapat memulainya dengan melakukan pola hidup sehat, seperti:


Hentikan kebiasaan merokok.

Konsumsi makanan sehat dan kurangi makanan berlemak.

Olahraga secara teratur.

Batasi konsumsi minuman beralkohol.

Selain itu, jika Anda memiliki riwayat penyakit lain yang dapat meningkatkan risiko pembengkakan aorta, seperti tekanan darah tinggi, Anda perlu segera berkonsultasi ke dokter agar faktor risiko tersebut dapat cepat ditangani.

Jika merasakan gejala perut berdenyut disertai nyeri perut hebat yang tidak kunjung hilang, Anda juga disarankan segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan menghindari terjadinya komplikasi yang fatal.

Comments