Mengenal Epididimis dan Penyakit yang Dapat Menyertainya

Epididimis adalah saluran di dalam skrotum (kantong pembungkus testis) yang menempel pada bagian belakang testis (buah zakar). Organ ini berfungsi mengangkut dan menyimpan sperma yang diproduksi oleh testis. Namun, fungsi epididimis bisa terganggu karena berbagai hal.

Epididimis terdiri dari caput (kepala), corpus (tubuh), dan cauda (ekor). Setiap bagian tersebut memiliki fungsi yang berbeda. Kepala epididimis berfungsi sebagai tempat menyimpan sperma.

Mengenal Epididimis dan Penyakit yang Dapat Menyertainya - Alodokter


Tubuh epididimis berperan sebagai tempat pematangan sperma. Proses pematangan sperma biasanya membutuhkan waktu sekitar 1 minggu. Sedangkan, ekor epididimis bertugas menyalurkan sperma ke saluran ejakulasi.

Namun, berbagai fungsi tersebut bisa terganggu jika epididimis mengalami infeksi, peradangan, atau masalah kesehatan lainnya.

Berbagai Penyakit pada Epididimis
Ada beragam penyakit yang bisa menyerang epididimis, di antaranya:

Epididimitis

Epididimitis merupakan peradangan pada epididimis yang disebabkan oleh infeksi bakteri pada saluran kemih, infeksi prostat, atau penyakit menular seksual.

Selain itu, epididimitis juga bisa disebabkan oleh benturan di pangkal paha atau pengaruh penyakit tuberkulosis. Meski bisa dialami oleh pria di berbagai usia, epididimitis umumnya menyerang pria usia 14–35 tahun.

Kista epididimis

Kista epididimis (spermatocele) merupakan kantong berisi cairan yang terbentuk di dalam saluran epididimis. Penyebab kista epididimis masih belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh penyumbatan dalam saluran epididimis.

Kista epididimis yang masih berukuran kecil sering kali tidak terdeteksi. Benjolan umumnya baru dapat dirasakan saat ukurannya mulai membesar. Benjolan yang muncul menyerupai gumpalan lunak dan dapat bergerak bila diraba.

Epididimo-orchitis

Epididimo-orchitis adalah peradangan pada epididimis dan testis karena infeksi, terutama infeksi saluran kemih atau infeksi menular seksual. Epididimo-orchitis ditandai dengan pembengkakan dan rasa nyeri pada skrotum.

Cara Mengatasi Penyakit yang Menyerang Epididimis

Untuk mendiagnosis penyakit pada epididimis, dokter akan memeriksa gejala dan melakukan pemeriksaan fisik, seperti mendeteksi apakah testis dan kelenjar getah bening di area selangkangan membengkak.

Selain itu, dokter juga akan merekomendasikan pemeriksaan penunjang, seperti tes urine dan tes darah, skrining infeksi menular seksual, serta USG. Setelah hasil diagnosis keluar dan penyebab gangguan epididimis diketahui, dokter akan memberikan pengobatan meliputi:

1. Antibiotik

Antibiotik diberikan untuk mengatasi epididimitis dan epididimo-orchitis yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Gejala penyakit biasanya akan mereda dalam jangka waktu 48–72 jam setelah mengonsumsi antibiotik. Meski demikian, antibiotik harus tetap dihabiskan guna memastikan infeksi benar-benar hilang.

2. Obat penghilang rasa sakit

Selain antibiotik, dokter juga dapat memberikan obat penghilang rasa sakit, seperti ibuprofen atau codeine, untuk meredakan nyeri yang muncul akibat gangguan pada epididimis.

3. Obat antiinflamasi nonsteroid

Obat antiinflamasi nonsteroid seperti piroxicam atau ketorolac, dapat diberikan dokter untuk meredakan peradangan yang terjadi pada epididimis.

4. Operasi

Jika penyakit epididimis yang dialami penderita tergolong parah, dokter mungkin akan menganjurkan penderita untuk menjalani operasi pengangkatan kista di epididimis. Operasi yang dikenal dengan istilah spermatocelectomy ini umumnya berlangsung singkat, yaitu kurang dari satu jam.

5. Pemeriksaan berkala ke dokter

Berbeda dengan epididimitis dan epididimo-orchitis, penyakit kista epididimis umumnya tidak membutuhkan perawatan khusus. Namun, Anda tetap harus memeriksakan diri ke dokter untuk memantau perkembangannya. Penanganan dokter sangat diperlukan jika kista epididimis semakin membesar dan mulai menimbulkan rasa sakit.

Ketika menjalani pengobatan untuk mengatasi penyakit pada epididimis, Anda dianjurkan untuk selalu mengikuti aturan dan petunjuk dokter, baik dalam mengonsumsi obat-obatan maupun saat menerapkan gaya hidup yang sehat.

Jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter bila Anda mengalami gejala yang berkaitan dengan penyakit epididimis agar terhindar dari komplikasi yang berbahaya.

Comments