Benjolan di belakang kepala umumnya tidak berbahaya. Namun, Anda harus tetap waspada jika benjolan tersebut terasa sakit, keluar darah, ukurannya terus membesar, atau disertai gejala lain, seperti sakit kepala berkepanjangan, demam, dan muntah.
Benjolan di belakang kepala memiliki tekstur dan bentuk yang bervariasi, ada yang terasa lembek, keras, atau berubah bentuk ketika disentuh. Ukurannya pun bermacam-macam, mulai dari sebesar kacang polong hingga seukuran bola golf.
Benjolan yang muncul juga terkadang disertai rasa nyeri atau bahkan tidak sakit sama sekali.
Penyebab Munculnya Benjolan di Belakang Kepala
Berikut ini adalah beberapa penyebab munculnya benjolan di belakang kepala:
1. Benturan atau kecelakaan
Benjolan dapat muncul ketika kepala terbentur objek yang keras atau saat mengalami cedera kepala akibat terjatuh. Kondisi ini merupakan salah satu bentuk reaksi tubuh untuk menyembuhkan diri.
Benjolan di belakang kepala karena cedera dapat disertai memar berwarna keunguan atau hematoma pada kulit kepala. Ini adalah tanda bahwa ada perdarahan di bawah permukaan kulit. Benjolan jenis ini umumnya akan hilang dalam beberapa hari.
2. Rambut yang gagal tumbuh
Benjolan di belakang kepala juga bisa ditemukan pada orang yang suka bercukur. Kondisi ini terjadi ketika rambut yang seharusnya tumbuh menembus kulit malah masuk ke dalam kulit.
Rambut yang terjebak di dalam kulit ini umumnya menyebabkan benjolan kecil kemerahan. Meski tidak berbahaya, rambut yang tumbuh ke dalam bisa menyebabkan infeksi dan bisul.
3. Folikulitis (infeksi pada folikel rambut)
Folikulitis adalah infeksi atau peradangan pada folikel rambut yang umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri dan jamur. Benjolan folikulitis berwarna merah atau putih dan berukuran kecil seperti jerawat.
Kondisi ini umumnya tidak berbahaya, tetapi dapat menimbulkan gatal, kerontokan rambut, dan kebotakan.
4. Karsinoma sel basal
Karsinoma sel basal adalah tumor yang tumbuh di lapisan terdalam kulit dan bersifat ganas. Ini merupakan jenis kanker yang paling sering ditemukan.
Warnanya bisa merah atau pink dengan bentuk seperti luka, bekas luka, atau benjolan. Karsinoma sel basal umumnya terjadi akibat paparan sinar matahari yang intens.
5. Lipoma
Lipoma merupakan tumor lemak jinak yang terasa lembek dan lembut ketika dipegang dan bisa bergeser. Lipoma terbilang jarang muncul di kepala dan lebih sering muncul di bahu dan leher.
Lipoma biasanya tidak menimbulkan rasa nyeri. Namun, jika ukurannya terus membesar, dokter mungkin akan merekomendasikan operasi pengangkatan tumor.
6. Kista epidermoid
Kista epidermoid merupakan benjolan yang umumnya tumbuh di bawah kulit wajah dan kulit kepala. Ukurannya bisa besar atau kecil dan sering kali tidak menimbulkan rasa sakit.
Kista epidermoid disebabkan oleh penumpukan keratin, yaitu protein pembentuk kulit. Jika tidak mengganggu, kista ini biasanya tidak perlu diobati karena tidak berbahaya.
7. Kista pilar
Sama dengan kista epidermoid, kista pilar berbentuk benjolan dan umumnya tumbuh di kulit kepala. Kista ini juga tidak menyebabkan nyeri, tetapi bisa mengganggu penampilan apabila ukurannya besar.
8. Keratosis seboroik
Keratosis seboroik merupakan benjolan kecil mirip tahi lalat atau kutil yang biasanya tumbuh di kepala atau leher orang lanjut usia. Bentuknya agak mirip dengan kanker kulit, tetapi tergolong jinak dan tidak berbahaya.
Benjolan ini bisa dihilangkan melalui prosedur krioterapi (bedah beku) atau bedah listrik yang dikerjakan oleh dokter.
9. Pilomatriksoma
Pilomatriksoma adalah tumor di folikel rambut yang bersifat jinak. Tumor ini lebih umum terjadi pada anak-anak dan remaja. Benjolan umumnya tidak menimbulkan sakit dan muncul pada leher, wajah, atau kepala, meski bisa juga muncul di bagian tubuh lain.
10. Eksostosis
Eksostosis terjadi ketika adanya pertumbuhan tulang baru yang bersifat jinak di atas tulang normal. Kondisi ini umumnya jarang terjadi dan penyebabnya belum diketahui secara pasti. Eksostosis bisa menimbulkan rasa nyeri, tetapi bisa juga tanpa nyeri sama sekali.
Kapan Benjolan di Belakang Kepala Dikatakan Berbahaya?
Seperti telah disebutkan di atas, kebanyakan benjolan di belakang kepala tidak berbahaya. Namun, perlu diingat bahwa benjolan di belakang kepala perlu segera diperiksa dan ditangani jika disertai berbagai kondisi berikut ini:
Muntah
Penurunan kesadaran atau pingsan
Gangguan keseimbangan atau koordinasi tubuh
Hilang ingatan
Nyeri yang hilang timbul
Sakit kepala tidak membaik meski sudah minum obat pereda nyeri
Benjolan semakin membesar atau berubah menjadi luka terbuka
Selain beberapa kondisi di atas, Anda juga perlu memeriksakan benjolan yang muncul ke dokter bila memiliki riwayat gangguan pembekuan darah, seperti hemofilia, atau pernah menjalani operasi otak atau pembedahan di area kepala.
Meski tidak terasa sakit, sebaiknya konsultasikan ke dokter jika muncul benjolan di belakang kepala Anda. Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk menentukan penyebabnya dan memberikan pengobatan yang sesuai.
Comments
Post a Comment